Oktober 25, 2014

Bumi dan Langit

Kau tahu bagaimana bumi mengeja langit ?
Sepatah demi sepatah
Tak jarang lidah bumi kelu
Entah lelah meniti kata agar tak terbias ketika tiba di langit
atau ternganga terpukau menyongsong garis pelangi yang berpendar di singgasananya
Bumi melihat, namuntak mampu menjangkau

Langit pernah lelah, menggantung tak menapak
Melihat bumi dari persemayamannya membuat langit iri
Anggun..
Ingin turun bersama bumi, namun tak sanggup

Terkadang mesti ada jarak
Untuk saling melihat, saling menatap
dan berbeda bukanlah titik akhir
Kita tak sudahnya mangkir

Belahan dunia mana tempatmu bergeliat, awalnya tak ku ketahui
kemudian pada satu waktu, kita dipertemukan
Tidak cepat, namun ku harap tepat
Lalu kita menyusuri  jalan bersama
Kadang berpegagan tangan, namun ku sadari ada kalanya harus melepas genggaman
Bukan untuk pergi.. Bukan..
Untuk mencari kebahagiaan yang akan dibagi
Kerikil kita tidak satu dua
Kadang salah satu mesti berkorban untuk menyingkirkannya, bahkan hingga terluka
namun yang lain tidak akan lantas pergi
Kita balut lukanya bersama
Setelahnya kita bangkit, menapaki perjalanan kembali

Lalu persimpangan itu terlihat
Kala setiap hati sama kuatnya memilih jalan berbeda
Tak ada yang mengalah
Kita pun berjalan dengan keyakinan masing-masing yang kita punya
Ada selipan janji untuk bertemu lagi di kilometer yang kau ucap
Aku percaya..
Bodohnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar