November 18, 2013

Sembilan

Berpura-pura tak melihat di ladang cahaya yang menjelaskan segala rupa. Biar saja buta. Biar saja tuli. Biar saja mati rasa. Kadang ada baiknya.

0.47am

Delapan

Putri bercerita lagi...
Putri jatuh cinta pada pengelana yang singgah di istana. Saat putri ingin mengenal sang pengelana, pengelana membuat putri terkesima. Pengelana bukan pria yang baik. Namun putri berpiir, bukankah selama ini yang ia temukan bukanlah yang baik?
Pengelana membawa putri ke dunianya. Dunia yang tak asing bagi putri sebenarnya. Seulas senyum pengelana lagi-lagi membuat putri terkesima. Setiap guliran cerita pengelana didengar putri dengan seksama. Putri kembali jatuh cinta. Kemudian putri berencana. Menetapkan sang pengelana di istananya. Menjadikan pengelana lebih baik dan bersedia mendampingi sang putri.
Hari-hari singkat dijalani oleh putri dan pengelana. Bahkan telah tercipta bahasa yang hanya dapat dipahami oleh mereka berdua. Pengelana mengajak putri keluar istana. Putri bahagia.
Akan tetapi, datanglah satu waktu. Sang pengelana mengingkari janjinya. Berbohong pula. Putri teringat lagi. Pengelana adalah seorang penjudi pada dulunya. Berbuat semaunya saja. Putri kecewa. Tak tahu harus kecewa pada siapa. Mimpi putri kian tinggi sekali akan sang pengelana. Putri menangis sejadinya. Putri kecewa. Pengelana perlahan pergi. Tak tahu karena apa. Putri masih mampu berharap pengelan pergi karena malu mengingkari janji. Putri berharap pengelana juga jatuh cinta. Harapan putri belum ada jawabnya. Putri sedih. Betapa pengelana mampu membuatnya jatuh cinta dalam singkatnya waktu mereka bersama. Putri merasa bodoh. Namun segalanya memang dapat terjadi dalam cinta. Sang putri mudah sekali jatuh cinta.
Akankah sang pengelana kembali? Membawa kepingan harapan putri? Menjadi pengelana yang lebih baik? Adakah cinta dalam hati pengelan untuk sang putri? Pengelana...... bukankah ia selalu berkelana?

Juli 19, 2013

Tujuh

Tak terasa langit sore mulai berpendar, dari jingga perlahan mengelam. Waktu kini tlah sampai pada suatu jeda yang mengaburkan segala yang tadinya tampak. Jengah ku tatap wajah di cermin. Sudah jadi apa engkau wahai pengembara? Dapat apa engkau dari fananya dunia? Kala ku teliti lagi, betapa semakin pintar kau berpura-pura menyunggingkan senyum yang semestinya tak pantas kau tebarkan. Palsu. Kau merasa lengkap padahal kau kosong. Kau merasa tinggi padahal tetap kau terpuruk. Bahagiamu buatan. Lantas kau banggakan?

Ini hasil lagamu. Skenario yang teramat rapi kau susun sampai detik ini bergulir. Ceritanya semakin menarik. Biar kau luka, ini kau yang menorehnya. Sayatannya tipis tak terlihat. Namun satu saat kau sentuh barangkali kau akan meringis. Pedih. Iya, kau yang buat.

Segalanya membingungkan, katamu. Biar saja. Biar kau jera. Dan katanya manusia akan bahagia pada waktunya. Kau kan sudah bahagia. Bahagia buatan-buatanmu itu. Pualam kian bersinar terpantul cemerlang matamu. Tidakkah kau sadari? Semu atau tidak aku tak peduli. Kau yang buat. Pengertian yang tak pernah ku pahami. Biarlah, biar kau yang jadi.

Lalu kini kau terseok, memohon untuk jadi dirimu sendiri dan membual, menulis lagi cerita-cerita. Melanjutkan skenario yang akhirmya alurnya tak manusiawi lagi. Lautan airmata yang kau ciptakan lantas ingin kau surutkan? Ember penyesalanmu sudah berlubang. Tak akan mampu alirannya kau hentikan hingga akhir jaman. Dan tak lagi pantas kau besarkan volumenya dengan airmata yang tak ku ketahui buatan lagi atau bukan.

Kau pun berpura-pura lagi. Kaki jenjang itu kau bawa melaju, namun tangan pun terulur ke belakang. Berharap ada yang menggapai. Namun kau tak paham-paham. Tak ada gapaian yang kau harapkan. Ia telah lebur bersama lautan airmatanya sendiri. Kau tengok sesekali ke belakang. Kosong. Hitam. Lalu kau menangis lagi.

Roller Coaster

Heyho! How's life guys?
Apakah Barrack Obama masih jadi Presiden Amerika Serikat? Apakah Channing Tatum masih cool? Dollar berapa sekarang kalo di-rupiah-in? Kali Ciliwung udah bisa dipake buat snorkling?
Coba lupakan sejenak masalah-masalah di atas tadi dan sekarang simak tulisan random ini. Sorry, let me correct, tulisan random nan bermanfaat ini..

Roller Coaster. Ada yang ga tau permainan ini? Itu loh, permainan yang ada di Dunia Fantasi Ancol. Wahana ini cukup menegangkan. Roller Coaster akan membawa kita meluncur dengan kecepatan tinggi dengan lintasan yang beragam. Mulai dari yang datar sampe lintasan berputar-putar dan rasanya badan mau ikutan terbang. Wussshhhhh!!!!!!! Wahana yang menggunakan energi potensial ini akan sukses membawa penumpangnya berteriak histeris sepanjang permainan. 'aaaaaaaaaakkkkkkk'

Tapi, gue ga akan ngebahas lebih jauh lagi tentang Roller Coaster tersebut, cara kerjanya, apalagi ngebahas berapa omset Dufan perhari. Yaaaa.. yang jelas kalo lo naruh saham disana, lumayan untung deh.
Yang akan gue paparkan disini adalah analogi Roller Coaster dengan sebuah situasi yang mungkin sering dialami oleh manusia, terutama kawula muda. (gue berasa tua ngomong 'kawula muda')

Pernahkah lo ngalamin saat-saat dimana lo seneeeeeeeng banget. Senengnya ga ketolongan deh. Ga ngobat. Atau apalah itu bahasanya sekarang. Yang jelas lo ngerasa dunia ini begitu indah. Semua terlihat cemerlang, bercahaya, dan lo terbang. Ah sedikit berlebihan. Dan udah di puncaknya lo seneng, lo dapet kabar atau something yang buat mood lo langsung kacau berantakan. Hancur. Dan posisi lo terbang tadi seketika jatuh ke bumi. Remuk. Yap, sama halnya dengan wahana Roller Coaster tadi Sodara-sodara. Satu saat, kita bakalan dibawa mendatar dengan suasana hati yang masih stabil. Saat mulai menanjak, kita rasakan desiran angin dan mata kita dapat memandang segalanya dari atas. Akan tetapi, secara tiba-tiba.... Wussssss!!!! Roller Coasternya meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi. Menegangkan. Udah campur aduk perasaan saat itu. Dan ga tanggung2, bukan hanya hantaman jatuh ke bawah, tapi juga lintasan yang menyerupai gulungan akan kita hadapi. Badan kita sudah berputar 360 derajat dan yang akan terdengar hanyalah teriakan.




Well, dalam hidup pasti semua orang pernah mengalami hal seperti itu kan. Roller Coaster Kehidupan. Segala sesuatu yang ada di bumi akan mencapai kesetimbangan. Apapun. Contoh kecilnya aja di tubuh kita. Berlebihnya cairan di dalam tubuh akan segera dikeluarkan melalui keringat ataupun air seni, bukan? Dalam hidup segalanya pun harus seimbang. Ada kalanya kita bahagia, namun tidak jarang kesedihan menghampiri kita. Berdasarkan pengalaman gue yang amat sangat sensitif dan tidak jarang mengalami Roller Coaster ini, seyogyanya kita senantiasa siap dengan segala kemungkinan. Ga ada yang kekal, begitupun kesenangan. Kita ga boleh lengah dan terbuai karena seketika hantaman keras, luncuran menukik itu dateng dan buat kita terperosok kita udah siap. Jadi kalo hancur, ga hancur amat. Sakit hati, ga sakit banget. Ya begitulah..

Tulisan ini no offense ya. Gue cuma mau berbagi pengalaman tentang sesuatu yang ga layak dilebih-lebihkan. Kita harus senantiasa siap sama semua kemungkinan yang ada di hidup kita. Kebahagiaan, kesedihan, segalanya. Akan ada banyak sekali Roller Coaster di kehidupan ini. Prepare your self well so when the Roller Coaster's scary tracks come, you won't go down for a long time, you will get up! *beer*

Juli 09, 2013

Children, How Happy You are!

Tanpa kita sadari, waktu akan bergulir dengan amat cepat. Ya, buktinya banyak kok. Coba deh liat, saat kumpul keluarga besar, pasti ada aja orang yang bilang gini "iiih.. si A udah gede ya sekarang, perasaan baru kemarin liat masih ditimang-timang, sekarang kelas berapa?". Lalu si A menjawab, "Kelas 5 SD, Tante". Tuh kan?! Waktu emang cepet banget jalannya. Baru kemaren si A ditimang-timang, eeehh hari ini udah kelas 5 SD aja. Amazing. Atau gue yang bego karena ga ngerti ungkapan? ._. Oke lupakan.

Gue lagi kangen masa-masa kecil nih. Masa-masa polos gue, imut gue, (ehm), segala kebodohan dan ga kenal sama yang namanya capek. Kerinduan ini disponsori oleh anak-anak kecil yang beberapa waktu lalu sempet nyantronin gue ke Bogor. Waaah seneng banget disamperin. Anak-anak kecil ini adalah sepupu-sepupu gue. Sekitar generasi ketiga dari keluarga Ahmad Madil. Ya lo pada pasti gatau siapa itu. Tapi as you know, pokoknya itu Kakek gue dari keluarga Papa.

Mereka dateng dari Jakarta ke Bogor untuk liburan. Awalnya sih mau ke Puncak, tapi karena kemarin timingnya kurang tepat dan jalan menuju Puncak udah keburu macet parah, jadi kita memutuskan untuk ke Kebun Raya Bogor. Sampai disana, si anak-anak belum sadar kalo ada gue, karna emang gue baru dijemput di Bogor oleh mobil lain, bukan mobil dimana penuh anak-anak itu. Lalu tiba-tiba, salah satu dari mereka, seorang anak bernama Salwa teriak "Kak Raraaaaaaaaaaaaa". Kemudian yang lain juga ikutan teriak dan langsung berlari ke arah gue. Hahaha gue berasa artis dari Hollywood gitu. Dan mereka fans gue yang mata sangat fanatik gitu kan *benerin kerah*.

Kita pun jalan-jalan di pinggir danau dekat Istana Negara, foto-foto, dan yang paling menyenangkan adalah mendengarkan setiap cerita mereka yang diceritakan dengan menggebu-gebu. Seru sekali. Gue pun ngajak mereka untuk naik ke mobil dan kita jalan-jalan di Kebun Raya. Tadinya mau ngajak mereka ke jembatan gantung, tapi berhubung Kebun Raya luas banget dan gue gatau dimana jembatannya, alhasil cuma keliling-keliling aja naik mobil.

Tiba-tiba di jalan, mereka liat ada dua cewe bule yang melintas dan mereka terlihat excited. Gue bilang, "Sapa aja bulenya. Bilang 'Good Afternoon, Miss'". Hasilnya, mereka pun teriak dari kaca mobil. Hahaha dasar anak kecil. Sangat mudah dipengaruhi. Kita pun balik ke pinggir danau dan ga lama, bule-bule tadi muncul. Si anak-anak ribut, "Kak Rara, kita mau foto dong sama bulenya". Gue jawab "Yaudah, bilang sana sama bulenya" "Tapi kita malu bilangnya, Kak" "Aku berani!" Tiba-tiba, Amanda, salah seorang dari mereka, gadis kecil umur 7 tahun angkat tangan. "Tapi Aku gatau bilagnya, ajarin dong, Kak" "Kamu bilang gini, 'excuse me Miss, would you like to take a picture with us, please?'". Dengan latihan seadanya, Amanda pun maju. Gue senyum-senyum liat tingkat mereka.

Dan akhirnya................ this is it..........

Amanda adalah anak yang paling kecil di antara yang lain
Betapa sederhana bahagia bagi mereka. Setelah gue fotoin mereka, mereka pun bersorak dan berlari kegirangan. Ya gitu. Jadi anak kecil memang menyenangkan. Sangat menyenangkan. Ga perlu mikirin hal yang berat-berat. Lari-lari di kebun dengan kaki telanjang. Tertawa lepas. Ga kenal capek meski baju udah basah sama keringet. Lupa waktu karena tenggelam dalam kesenangan. How precious!

Dan ga salah kan kalo gue merindukan masa-masa itu. Selalu. Makanya, gue seneng banget kalo bisa main sama anak-anak kecil kaya mereka. Dengerin cerita mereka dari hal yang amat konyol sampe yang bikin gue ngakak. Kadang bukan karena isi ceritanya, tapi karena cara penyampaian mereka yang kocak dan menggemaskan. Masa-masa kecil emang harus selayaknya dinikmati secara kecil. Maksudnya, anak-anak kecil harus bertingkah sesuai usia mereka. Bermainlah! Berlarilah! Berlelah-lelahlah! Karena suatu saat, saat waktu sudah menunjukkan saatnya kalian dewasa dan tidak lagi dapat merasakan indahnya saat kanak-kanak, kalian akan merindukannya. Coretlah lembaran putih kisah masa kecil kalian dengan warna-warna cemerlang yang indah agar nanti saat kalian membukanya kembali, mengenangnya, kalian akan tersenyum, terharu akan betapa indahnya masa itu. Bersama mereka, kebahagiaan yang sejati dapat kita rasakan. Tulus. Sederhana.






Mengutip dari salah satu iklan di televisi, iklan itu menceritakan tentang anak-anak yang menilai kehidupan orang dewasa dan di akhir iklan, tag linenya bagus kalo menurut gue. Ada seorang anak yang ngomong gini : "Jadi orang gede itu menyenangkan, tapi susah dijalanin".

Sekian.

Juni 05, 2013

Enam

Entah ini sudah keberapa kalinya aku menatap wajah mereka yang mau muntah. Muntah meluapkan segala caci maki. Bukan, bukan untukku. Namun, untuk orang yang ku pikir layak menjadi pemimpin dalam tatanan masa depan dan keluarga kecilku yang hangat. Mereka sahabatku dan tak ingin ku termenung dalam sepi. Sepi. Pertanyaanku yang tak kunjung kau jawab. Salamku yang tak kunjung kau sambut. Ini terdengar klise, namun sayangnya ini nyata. Kau menjadi asing setelah setelah aku menggambar begitu banyak sketsa masa depan kita berdua. Berdua, ya berdua. Itu pun jika kamu masih memiliki waktu untuk mengingat namaku. Begitu sibukkah kamu disana? Tenggelamkah kamu dalam tugasmu? Sisi baiknya, kau tetap setia kawan dan meluangkan waktu bersama sahabat-sahabat ksatriamu disana. Sedangkan aku? Tak peduli kau akan aku yang menunggu.

Aku tidak meminta semua waktumu. Aku tidak mendiktekan dengan siapa saja kamu boleh bersama. Aku hanya ingin tahu, apa namaku masih ada di siklusmu? Karena dalam sketsaku, namamu penuh di dalamnya dan menyesakkan. Mereka-sahabatku-dengan setia berusaha meracuniku, meyakinkanku bahwa kamu yang sekarang telah berbeda dengan kamu yang ada dalam sketsa masa depanku. Kita kini sudah terlalu jauh berbeda, kata mereka. Aku tahu itu. Sangat tahu. Sayangnya, aku hidup dalam kenangan. Dan seberapa lusuhnya sketsa masa depan kita, kenangan itu tetap hidup da menumbuhkan keyakinan bahwa sketsa kita masih bisa di daur ulang. Aku percaya segalanya akan kembali.

Well, halo? Jika mungkin kamu mendengar, aku yang bodoh ini masih duduk manis, menggenggam sketsa lusuh yang terus ku pertahankan. Tolong kabari, kapan kamu kembali siap untuk pulag dan merapikan sketsa kita berdua dan tak membiarkan aku berjuang sendirian. Then, I’ll be there to greet you warmly “Welcome home...”.

16 April 2013.

Maret 28, 2013

Alasan Kenapa Orang Bertahan Sejauh Itu

Pernah gak kamu bertanya, “Kenapa aku bertahan sampai segininya?” Padahal keadaan gak memungkinkan lagi, mustahil buat bersama.
Kadang, seseorang gak tau alasan mereka bertahan sejauh itu dan melampaui batasnya.

Ketika seseorang suka sama orang lain, dia pasti akan mencari tau banyak tentang orang itu. Gimana kabarnya dia, latar belakangnya, kebiasaannya. Kemudian dia akan menyesuaikan informasi-informasi tentang dia yang disuka dengan kebiasaan yang selama ini dia pegang. Bahkan beberapa orang ada yang memaksakan dan rela mengalah demi menyesuaikan kebiasaan dengan orang yang disukai itu. Contoh sederhananya adalah kalo kamu suka sama orang lain, maka apa yang menjadi kesukaannya adalah kesukaan kamu juga. Misalnya ketika kamu suka  orang dan orang itu suka klub bola tertentu, kamu bakal suka (atau mau gak mau mencoba) suka sama klub bola yang sama dengan dia.

Itu namanya pengorbanan. Kemudian kondisi-kondisi yang sama tadi diartikan sebagai ‘kecocokan’ supaya dia mau sama kamu. Kemudian pada kasus beberapa orang yang beruntung gak dapet penolakan, hubungan itu diteruskan ke pacaran. Pada masa itu, bukan berarti semuanya sudah cocok dan baik-baik aja. Selalu ada berantem atau semacamnya karena adanya ketidaksesuaian. Tapi bagi yang bisa mengelola keadaan dan berhasil melewatinya, bakal jadi ‘pelajaran penyesuaian’ diri satu dengan yang lain.

Semakin lama, semakin banyak ‘pelajaran’ yang dilewati. Semakin mengerti satu sama lain. Dan ketika semua ketidaksesuaian gak bisa lagi ditolerir, di sinilah semuanya berawal. Ada dilema datang, mau udahan, atau bertahan.
Dan seperti yang gue bilang tadi di atas, ada yang memutuskan untuk bertahan tapi gak tau alasan pastinya. Mungkin sebenarnya mereka bukan gak tau, cuma bingung yang mana karena alasan itu terlalu banyak atau terlalu samar. Kemudian berpikir semua ketulusan yang dilakukan adalah sebuah kebodohan.

Yang pasti, alasan mereka untuk bertahan gak akan jauh-jauh dari…
Pengorbanan. Semua pengorbanan yang dulu dilakuin semata-mata biar kamu sesuai sama dia, gak mungkin dilepasin gitu aja. Pengorbanan itu berubah menjadi kebiasaan dan ketika waktunya sudah terlewat, menjadi kenangan yang sulit dilupakan.
Ketika hendak menyerah, ingatlah apa yang sudah kamu lakukan sampai sejauh ini.
Keengganan memulai dengan yang baru. Memulai lagi, dari awal lagi, menyesuaikan lagi, berkorban lagi. Beberapa orang terlalu malas, atau terlalu takut melakukan hal ini.
Memulai itu gak pernah mudah.
Gak tergantikan. Orang yang bertahan sampai sebegitunya gak mungkin rasanya kalo buat orang yang biasa-biasa saja.
Mungkin banyak yang lebih baik dari dia, tapi yang sama kayak dia, gak akan ada.
Alasan terakhir. Katanya, ketika kamu jatuh cinta dengan sangat kepada seseorang, kamu gak akan tau kenapa. Mungkin alasan itu akhirnya berhasil ditemukan. Sebuah kata sederhana yang diterapkan dengan rumit, “Sayang”.

Lalu gimana dengan kamu? Perasaan kamu itu stuck, atau sayang? Kamu itu tulus atau bodoh?

Copied from Oka's Blog... http://daraprayoga.com/?p=275#more-275

Maret 15, 2013

10 Mesmerizingly Quotes From Antologi Rasa - Ika Natassa

“Were both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe. How can we be so different and feel so much alike?”
 

“Karena kecanggungan tidak pernah ada di antara dua orang yang tidak ada apa-apanya. So maybe there is something between us.” 
 
“Doesn’t it scare you sometimes how time flies and nothing changes?”

“Instead of being fascinated by the things around us, we now try so hard to fascinate others by the things on us.”

“Senang definisi gue: elo tertawa lepas.”

“What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?”

“Menjadi orang dewasa berarti berani menghadapi perasaan sendiri dan menjalani resikonya..”

“So take lots of pictures laugh a lot, freely, and love like you’ve never been hurt. Life comes with no guarantees, no time outs, no second chances. You just have to live life to the fullest, tell someone what they mean to you, speak out, dance in the pouring rain, hold someone’s hand, comfort a friend in need, fall asleep watching the sun comes up, and smile until your face hurts. Don’t be afraid to take chances or fall in love and most of all, live in the moment because every second you spend angry or upset is a second of happiness you can never get back.”

“If travel teaches us how to see, how come every time all i see is you?”

“As we grow up, we learn that even the one person that wasn’t suppose to let us down, probably will. You’ll have your heart broken and you’ll break others’ hearts. You’ll fight with your best friends or maybe even fall in love with them, and you’ll cry because time is flying by.
So take lots of pictures, laugh a lot, forgive freely, and love like you’ve never been hurt. Life comes with no guarantees, no time outs, no second chances. You just have to live life to the fullest, tell someone what they mean to you, speak out, dance in the pouring rain, hold someone’s hand, comfort a friend in need, fall asleep watching the sun come up, stay up late, and smile until your face hurts. Don’t be afraid to take chances or fall in love and most of all, LIVE IN THE MOMENT because every second you spend angry or upset is a second of happiness you can never get back.”

 

Februari 01, 2013

Baca deh kutipan ini. InsyaAllah termotivasi :)

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Pramoedya Ananta Toer)

Bagi saya, yang tertulis akan abadi, namun yang diucapkan hanya akan terbang bersama angin.

Januari 31, 2013

Love Story

We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On a balcony of summer air


See the lights,
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
You say hello
Little did I know


That you were Romeo you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don't go, and I said:


Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes


So I sneak out to the garden to see you
We keep quiet cause we're dead if they know
So close your eyes
Escape this town for a little while


Cause you were Romeo I was a scarlet letter
And my daddy said stay away from Juliet
But you were everything to me
I was begging you please don't go and I said:


Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes


Romeo save me, they try to tell me how to feel
This love is difficult, but it's real,
Don't be afraid
We'll make it out of this mess
It's a love story baby just say yes, oh,


I got tired of waiting
Wondering if you were ever coming around
My faith in you was fading
When I met you on the outskirts of town I said:

 

Romeo save me I've been feeling so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head, I don't know what to think
He knealt to the ground and pulled out a ring


And said:


Marry me Juliet you'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad go pick out a white dress
It's a love story baby just say yes


Oh, oh, oh

Oh, oh, oh, oh

Cause we were both young when I first saw you

Januari 30, 2013

Jogja, The Super-beloved Town.. #PartSix (TheLastPart)



21 Januari 2013 

Pagi itu kami bangun dengan kesedihan karena harus pisah sama Jogja tercinta sore nanti.. Gue dan Riana yang nginep di kosan Dwi malem itu harus segera ke kosannya Citra untuk mengambil barang-barang Riana yang masih ada disana. Berhubung Angga lagi UAS dan ga mungkin Dwi membonceng gue dan Riana di motornya, akhirnya Dwi menelepon Taksi dan kita pun dijemput taksi. Sesampainya di kosan Citra, kita langsung beres2 plus packing :’’’’’ Hal yang paling ga ngenakin deh! Sekitar jam 9 Dwi nyamperin kita ke kosannya Citra. Disana, kita nungguin Angga yang lagi ujian. Rencananya hari itu adalah kita mau ke Parangtritis. Tapi, karena emang cuaca panas banget hari itu dan sampe jam 10 Angga belum ada kabar, kita pun sempet putus asa dan ikhlas kalo hari itu emang rencananya dibatalkan.  Handphone Angga yang mati dan ga aktif buat kita bingung sampe laper. Akhirnya, gue dan Dwi cari makan. Kita makan mie bayam di daerah deket kosan Citra. Sempet ke indomaret buat beli makanan titipan Riana dan Dwi beli snack yang katanya bakalan dia bawa ke Parangtritis. Yap, anak ini semangat sekali untuk pergi, walaupun belum jelas jadi atau engga.

Akhirnyaaaaaa... Angga pun ngabarin. BB dia mati dan baru aktif saat balik ke kosan. Ujiannya lancar karena openbook katanya. Syukurlah. Kadang ga habis pikir deh sama Angga yang baiiiiikk banget, sampe waktu dia lagi ujian aja mau tetep nemenin kita di hari-hari terakhir di Jogja. Malaikat banget kan tuh! Gue dan Dwi janjian di depan FE UII seperti biasa sama Angga. Setelah ketemu, kita langsung cussss ke kosan Citra. Langsung deh beres2 semua barang bawaan dibawa. Rencananya, kita mau naruh barang kita di kosannya Angga aja sekalian biar kita tau juga kosannya Angga. Citra hari itu gabisa ikut ke Parangtritis, tapi dia bakalan ketemu kita sorenya.

Kita pun berangkaaaaaaaat. Ke kosan Angga. Namanya Kosan Macan Tutul, di daerah Seturan. Serem dehhh.. baru masuk aja udah ada anjing galak yang nyambut. Hahaha! Naruh barang disana, kita pun langsung cuss! Karena itu udah siang banget, tengah hari, kita sempet galau jadi berangkat atau engga. Masalahnya ga ada satupun dari kita yang tau jalan ke Parangtritis. Failed kan! Dan, ternyata sorenya jam 4 Angga ada ujian kedua. Waaah waktu yang ga akan cukup kayanya. Gue pun bingung. Angga sih selow teruuuusss, Dwi ikut aja kemanapun sama kaya Riana. Sempet ngusulin untuk ke Taman Pintar, Keraton atau Taman Sari karena itu lebih deket. Tapiiii, ntah kenapa gue sama Riana pengen banget ke Parangtritis. Dengan keyakinan, gue pun nekat ngajak mereka pergi ke Parangtritis. Di jalan, pertama gue tanya sama tukang becak yang udah lumayan sepuh. Dan horor banget ga sih, kira-kira gini percakapan gue....

Gue                      : Assalamualaikum Pak, Maaf, numpang tanya. Kalo mau ke Pantai Parangtritis lewat jalan mana ya, Pak?


Bapak Tukang Becak : (Melihat gue dengan tatapan yang aneh) Lampu merah depan sana belok kanan. Lurus saja.


Gue                      : Oh iya, matur nuwun yo Pak..


Tukang Becak        : Tapi, hati-hati ya disana. Jangan ngomong sembarangan! Ombak semata kaki saja bisa narik kamu kegulung ombak! Ingat itu!


Gue                      : (mengangguk ragu) Iya Pak, terima kasih...

Gue kan langsung parno...... sempet mikir apa gausah aja ya. Hmmm, keinget omongan Citra yang bilang kalo mau ke Parangtritis gaboleh pake baju warna ijo. Emang sih, hari itu kita berempat gaada yang pake baju warna ijo, tapi... gue bawa dompet ijo di tangan, dan motor Angga ijo. Hmmm gapapa kali ya... Dengan Bismillah, kita berangkat! Jauuuuuuhhhhh banget, ga kaya di bayangan gue deketnya. Sumpah itu ga nyampe2. Saat nanya lagi di sebuah counter hp, masnya bilang kalo kita harus lewatin 5 lampu merah, terus baru belok kiri. As you know, itu jarak antara satu lampu merah ke lampu merah yang lain jauuuuuhhhhhh banget! Dan, matahari terik banget tengah hari itu! Kita pun sampe ke lampu merah kelima dan saat udah belok, ke dalemnya masih jauuuuh lagi. Untung gue sama Riana bawa dua pembalap, hahaha jadi kita ngebut deh. Kalo ga gitu, baru nyampe besok pagi deh!

Dan sampailah kita di pintu masuk Pantai Parangtritis........

Pintu Masuk Pantai Parang Tritis

Bahkan, udah lewatin pintu masuk pun ke dalemnya masih berkilo-kilo. Buset dah itu jauh bangeeeetttt dan panas! Sebelum masuk ke kawasan pantainya, kita pun istirahat sejenak di warung. Pesan minuman untuk melegakan tenggorokan. Setelah itu, kita pun ke pantaaaaaaiii!!! Subhanallah, pantainya indaaaah banget. Ombak saat itu emang lagi tinggi dan buat pantainya makin cantik. Seperti biasa, kita pun foto-foto. Dwi sempet beli kacang ke seorang Ibu tua yang jualan di sekitar kami. Ga tanggung2, beli Rp 10.000, alhasil banyak banget kacang yang adaaaa. -___-

Istirahat sejenak sebelum masuk kawasan pantai..


Pantai Parangtritis

Subhanallah..... Ini indah banget :''''))

Mau ke Parangtritis lagi........


Saat Dwi membeli kacang......







Januari 29, 2013

Jogja, The Super-beloved Town.. #PartFive


Setelah dua hari berada di kota Jogja yang sangaaaaaaaaaat buat nyaman, gue makin seneng buat nyeritain hari demi hari yang dilalui saat liburan di Jogja dari tanggal 17 sampai 21 Januari 2013 kemaren. Tiap sudut kota bikin kangen dan pengen balik lagi kesana. Makanannya, tempat wisata, suasana kota, orang-orangnya..... Bahkan banyak spot disana yang buat kita betah dan ga pengen balik lagi ke Jakarta atau Bogor, domisili gue. 180 derajat deh bedanya sama hiruk pikuk dan penatnya kota Bogor yang selalu aja macet :/ Gue cinta Jogjaaaa, pengen balik lagi! :D

And here is...... Gue bakalan lanjutin cerita hari ketiga kita liburan di Jogja! Enjoy!

20 Januari 2013 

Pagi itu sempet ada insiden yang cukup buat gue ga bisa lupa. Jadi, gue tidur di kosannya Dwi, di kamar yang berbeda pastinya. Dan mungkin gue tidurnya pules banget karena malemnya gue abis bbman sama Angga sampe dini hari, ngobrol-ngobrol dan ngebahas planning gue selama di Jogja. Dwi yang subuh itu selesai sholat subuh pun ngetok2 kamar yang gue tempatin (btw, itu kamar dia) karena mau ngambil Alqur’an untuk ngaji. Entah udah berapa lama dia ngetok2 kamar itu dan gue yang ga bangun2, akhirnya dia memutuskan untuk nelpon gue. Haha! Gue yang emang lagi ga sholat ya ga bangun subuh. Gue pun sadar ada suara telepon dari Dwi. Gue kaget segera bukain pintu kamar. Sumpaaaaaah.. Itu gue gaenak banget karena ngerasa betapa kebonya gue jadi cewek! :/

Daaaan.. gue segera bangun dan beres2 kamar. Yaaa, umumnya kamar cowok, kamar Dwi pun ga luput dari berantakan. Hmm bisa dibilang iru kamar yang lumayan rapih deh, Cuma butuh diberesin dikit. Gue pun segera mandi dan siap-siap. Ternyata, karena itu hari minggu, Dwi ngajak gue ke Sunmor! Sunmor means Sunday Morning. Jadi, itu kaya ada Pasar kaget atau Pasar Tumpah gitu di UGM, dan itu hanya ada di hari Minggu. Banyak banget yang jualan, mulai dari makanan, baju, pokoknya macem-macem deh, dan pastinya murah.  Waaah kebetulan sekali. Gue pun sekalian siap-siap untuk berangkat ke Borobudur, seperti rencana gue dan Riana sebelumnya. Dan gue sama Dwi pun berangkat ke Sunmor :”) Di Sunmor, rameeee bangeeet, sampe susah banget buat cari tempat parkir. Kayanya kemaren tuh lama di cari tempat parkirnya deh. Keliling2nya cuma bentar :/


How crowded..................

Sunday Morning at UGM


Setelah berkeliling di Sunmor yang cukup singkat itu, kita bergegas ke kosannya Citra untuk ketemu Riana. Kabarnya, plan B harus dijalankan! Ya, karena Citra hari itu mendadak gabisa ikut ke Borobudur karena ada urusan lain. Yap, feeling gue kaaan. Ini tuh emang udah diatur kali ya sama Allah. Ketemu Angga dan dia yang bersedia ikut kita. Anugerah banget deh! Kalo gaada Angga, mungkin kita bakalan bingung setengah mati untuk ke Borobudur, dan mungkin bisa dibatalin rencana hari itu, dan mimpi gue gajadi kecoret. Emang bukan Angga aja, tapi juga ada Dwi, the second Jogja’s angel yang setia nemenin kita kemanapun dari awal selama di Jogja. Super baik! Kita pun segera ke kosan Citra untuk ketemu Riana. Sampe sana, kondisi perut kita semua yang kelaperan memaksa gue sama Dwi untuk cari makanan di deket2 sana. Saat di jalan cari makan, Angga pun bbm ngajak ketemuan di depan Fakultas Ekonomi UII. Setelah makan, kita pun nunggu Angga di tempat yang dijanjikan.

Nunggu Angga di depan FE UII

Setelah ketemu Angga, kita pun bareng-bareng jemput Riana di kosan Citra dan kita pun berangkaaaaaaaaaatt!!! Go to Borobudur! :’)))) Sungguh perjalanan yang jauuuuuuh banget dan menyenangkan buat gue. Walaupun emang melelahkan, apalagi buat sang pengendara, Angga dan Dwi, tapi kita tetep nikmati tiap senti perjalanan itu. Perjalanan dari Jogja ke Magelang yang ga sebentar itu ga akan terlupakan deh! Iya kan, guys? :p

On the way Borobudur

Akhirnyaaaaaaaa, sampe juga di Borobudurrrr!!!! Mimpi gue kecoret lagi! Karena sampe sana bertepatan dengan Adzan Zuhur, kita istirahat sejenak untuk makan siang dan Sholat Zuhur dulu di Mushola Borobudur. Tempat wisata itu emang rame baik sama turis domestik ataupun mancanegara. Biaya masuk Rp 30.000 sangat worth it buat pemandangan yang disuguhkan di dalemnya. Maklum, gue kan baru pertama kali kesana hehe :3. Kita pun puas2in keliling2 candi dan foto-foto walaupun emang cuaca panas banget nget nget! Kita ga gentar! Hahaha! Puas di puncak candi, kita pun turun. Lewatin para pedagang cinderamata, kita ga lupa beli oleh-oleh dari Borobudur. Dan...... saat ingin keluar area candi, hujan pun turun! Lumayan deres dan kita memutuskan untuk nunggu hujan agak reda. Beruntung banget karena udah di bawah dan udah puas keliling. Gimana jadinya kalo kita masih di puncak cobaaa? Hmmm.. Makasih ya Allah :’)

Pintu Masuk Taman Wisata Candi Borobudur

The Second and The Fourth Jogja's Angels

Makan siang sebelum masuk kawasan Candi


Tiket Masuk Kami :)

Wonderful from here!









Mimpi gue kecoret! :D

Januari 28, 2013

Jogja, The Super-beloved Town.. #PartFour

19 Januari 2013

Day two!!!!!!! Yap, setelah semaleman tidur pules di kosannya Citra, kita bangun hari Sabtu pagi itu dengan senyuman. Bener-bener melupakan segalanya deh. Fokus liburan :’D hahaha! Gue dan Riana pun siap-siap untuk pergi ke Malioboro. Ya, kita kesana lagi karena emang jadwal hari itu adalah menyelesaikan pembelian oleh-oleh. Sang malaikat Citra pun bersedia mengantarkan kita. Sebelumnya, kita bertiga makan dulu di L-Cost, salah satu cafe yang bisa dibilang cozy dan emang muraaaaaahh :’) enak deh buat dijadiin tempat nongkrong. Setelah kenyang, Citra yang emang mau ke kampus hari itu untuk menonton pertandingan futsal sang pacar, sempet jemput salah satu temennya. Berhubung jarak ke Malioboro ga deket, gue inisiatif untuk minta anter sampe shelter Trans Jogja terdekat, yaitu di UPN, sekalian gue pengen jalan-jalan aja. Hehehe. Kita pun dianterin ke halte Trans dan Citra bilang bakalan nyusul ke Malioboro setelah nonton pertadingan. Sip :)


with the first Jogja's angel, Citra :)

Makan di L-Cost

Halte Trans Jogja, UPN Veteran

Di dalem Trans Jogja


Sesampainya di Malioboro, kita langsung berburu barang-barang untuk oleh-oleh. Harganya bersahabat sekali :’). Ga lama, Citra ngehubungin kita karena dia udah on the way Malioboro. Wah cepat sekali. Akhirnya Citra dateng dan kita diajak untuk ke Mirota Batik. Ya, ini salah satu toko yang ada di Malioboro yang emang nyaman untuk belanja. Saat masuk, akan tercium wewangian khas Jawa dan terdengar musik khas Jawa pula. Ada juga beberapa pajangan ataupun barang-barang yang dipamerkan disana yang menarik perhatian pengunjungnya. Ada juga seorang nenek yang sedang mbatik secara live disana. Disana, Riana membeli Sarimbit. You know Sarimbit? Ternyata, Sarimbit means batik couple. Gue juga baru tau deh nama Jawanya Sarimbit.

Ikan Keramat at Mirota




Nenek yang sedang mbatik


Sempet bikin gue ngakak setelah baca ini