Dan akhirnya
kutuangkan semua kegelisahan serta ketidaktahuan hati pada catatan kecil ini..
Ntah dari
sudut mana sebaiknya kisah ini dimulai, yang aku inginkan hanyalah menyalurkan
segala apa yang perasaan ini ingin ku salurkan, takkan ada lagi ketertutupan,
takkan.
Aku sudah
muak dengan segala kepura-puraan dan dunia yang aku sendiri penciptanya. Muak.
Ingin muntah rasanya. Mengapa harus kalian pertanyakan semua yang seharusnya
dapat kalian temukan sendiri jawabannya tanpa harus berlagak sok tak tahu? Aku
muak. Demi Tuhan.
Aku mungkin
sudah gila. Terlebih dengan urusan percintaan yang selalu saja kalian campuri.
Ntah itu rasa peduli atau niatan bahan ejekan di antara kalian. Bukan aku
berburuk sangka atas akan segala hal yang kalian lakukan. Namun rasanya ini
sudah keterlaluan. Tak bisakah kalian sedikit saja memberikanku waktu untuk
sekedar memposisikan diri kalian pada diriku ini. Dengar ceritaku, kalian akan
mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang peragu akan segala sesuatu. Termasuk
apa yang jadi asal tertawaan kalian terhadapku. Apa kalian pikir ini lelucon?
Kawan.. aku hanya butuh sedikit masa untuk mengurusi hati ini.. Memutuskan
adalah hal yang cukup sulit untuk aku lakukan. Mungkin tidak pada kalian. Tapi
bukankah kita berbeda? Jadi tolong, hentikan cemooh itu.
Kini lebih
baik rasanya jika berada dalam kesunyian. Aku merasa damai. Bicaraku pun tak
banyak akhir-akhir ini. Mungkin aku merasa lebih nyaman untuk diam tanpa harus
banyak mengeluarkan kalimat tak berarti yang sering ku lakukan dahulu saat
jaman sekolah. Meskipun hanya untuk sekedar humor bagi sebagian kecil dari
mereka. Ku rasa itu keahlian tempo dulu yang kini sulit untuk ku biasakan lagi.
Semua sudah berubah. Bahkan diriku hamper terpengaruh. Namun tidak pada hati
ini.
Tak jarang
aku merasa marah. Sangat marah. Muak aku dengan tingkah seorang yang mengaku
sempurna itu. Yang tiap detiknya tidak peka akan perasaan lawan bicara atau
manusia sekitarnya. Muak! Aku hanya bisa menuangkan segalanya disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar