November 7, 2012
; 08.26 PM
Pangeran, kutemukan bagian diriku yang sempat hilang. Kau tahu bagaimana?
Dengan kepingan harapan yang kau berikan, menorehkan darah di ulu ini, membias
bersama bayangmu. Aku belum lega, Pangeran. Ini masih terlampau sulit. Namun,
aku kuat. Kau paham diriku, bukan?
November 7, 2012
; 09.59 PM
Pangeran, dingin malam ini begitu menusuk. Sakit. Sesakit hatimu. Sesakit
jiwaku. Jangankan angin malam, badai pun pernah kita rasakan. Namun lihatlah,
aku bertahan. Kau? Selamat malam, Pangeran. Semoga mimpi kita satu.
November 8, 2012
; 06.09 AM
Pagi, Pangeran! Mataku sulit sekali terbuka. Sama seperti mata hatimu,
mungkin.
November 8, 2012
; 04.05 PM
Pangeran, aku benci diriku. Diriku yang berpura-pura tersenyum namun
sebenarnya menyimpan luka. Aku benci mereka! Orang sok suci yang tak lantas
peka dengan orang lain. Pangeran, kau baik saja kan?
November 8, 2012
; 10.49 PM
Tenggorokanku sakit, Pangeran. Adakah dirimu disana memaksa air putih
mengalir dalam rongga ini? Tak jua ku dengar seruanmu.
November 9, 2012
; 07.23 AM
Kau pernah merasakan kegelisahan hingga nyaris ke ubun-ubun? Itu yang ku
rasa saat awal membuka mata. Aku mimpi buruk, Pangeran.
November 11, 2012
; 03.49 PM
Rindukah kau pada rintik hujan yang
bias saat jatuh di permukaan? Khidmat alunannya. Masih adakah rintik selain
hujan saat hati diam-diam merindukan? Rintik air mata, misalnya?
November 12, 2012
; 07.01 AM
Bisa hubungi aku sekejap waktu, Pangeran? Aku ingin kau dengarkan paparan
luka yang ku terima. Sakitnya semu, namun terasa. Amat terasa.
November 23, 2012
; 09.13 AM
Apa kabar, Pangeran? Sudahkah hatimu benar-benar tak ada bekas
keberadaanku? Sudah lupakah?
November 25, 2012
; 11.28 PM
Juara. Sandiwara. Banggakah dirimu akan aku? Bakatku memang. Hingga saat
ini pun coretan skenario kita entah
berhenti dimana. Belum berakhir. Seandainya kau disini. Bahkan aku masih
bergetar mengingatmu. Baik-baikkah?
November 25, 2012
; 11.32 PM
Yang kau tinggalkan sungguh membekas. Bahkan tak ku tahui lagi bagaimana
adab berlama-lama bercengkrama di telepon. Aku lupa. Karena tak biasa lagi.
Kamu, yang biasa sudah tak ada. Pangeran, selangsa diriku hilang.
November 27, 2012
; 11.27 AM
Dosakah merindukanmu, Pangeran?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar