Desember 01, 2012

Empat

November 7, 2012 ; 08.26 PM
Pangeran, kutemukan bagian diriku yang sempat hilang. Kau tahu bagaimana? Dengan kepingan harapan yang kau berikan, menorehkan darah di ulu ini, membias bersama bayangmu. Aku belum lega, Pangeran. Ini masih terlampau sulit. Namun, aku kuat. Kau paham diriku, bukan?

November 7, 2012 ; 09.59 PM
Pangeran, dingin malam ini begitu menusuk. Sakit. Sesakit hatimu. Sesakit jiwaku. Jangankan angin malam, badai pun pernah kita rasakan. Namun lihatlah, aku bertahan. Kau? Selamat malam, Pangeran. Semoga mimpi kita satu.

November 8, 2012 ; 06.09 AM
Pagi, Pangeran! Mataku sulit sekali terbuka. Sama seperti mata hatimu, mungkin.

November 8, 2012 ; 04.05 PM
Pangeran, aku benci diriku. Diriku yang berpura-pura tersenyum namun sebenarnya menyimpan luka. Aku benci mereka! Orang sok suci yang tak lantas peka dengan orang lain. Pangeran, kau baik saja kan?

November 8, 2012 ; 10.49 PM
Tenggorokanku sakit, Pangeran. Adakah dirimu disana memaksa air putih mengalir dalam rongga ini? Tak jua ku dengar seruanmu.

November 9, 2012 ; 07.23 AM
Kau pernah merasakan kegelisahan hingga nyaris ke ubun-ubun? Itu yang ku rasa saat awal membuka mata. Aku mimpi buruk, Pangeran.

 November 11, 2012 ; 03.49 PM
Rindukah kau pada rintik hujan  yang bias saat jatuh di permukaan? Khidmat alunannya. Masih adakah rintik selain hujan saat hati diam-diam merindukan? Rintik air mata, misalnya?

November 12, 2012 ; 07.01 AM
Bisa hubungi aku sekejap waktu, Pangeran? Aku ingin kau dengarkan paparan luka yang ku terima. Sakitnya semu, namun terasa. Amat terasa.

November 23, 2012 ; 09.13 AM
Apa kabar, Pangeran? Sudahkah hatimu benar-benar tak ada bekas keberadaanku? Sudah lupakah?

November 25, 2012 ; 11.28 PM
Juara. Sandiwara. Banggakah dirimu akan aku? Bakatku memang. Hingga saat ini pun coretan  skenario kita entah berhenti dimana. Belum berakhir. Seandainya kau disini. Bahkan aku masih bergetar mengingatmu. Baik-baikkah?

November 25, 2012 ; 11.32 PM
Yang kau tinggalkan sungguh membekas. Bahkan tak ku tahui lagi bagaimana adab berlama-lama bercengkrama di telepon. Aku lupa. Karena tak biasa lagi. Kamu, yang biasa sudah tak ada. Pangeran, selangsa diriku hilang.

November 27, 2012 ; 11.27 AM
Dosakah merindukanmu, Pangeran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar